Sabtu, 28 April 2012

Pelajaran dari Kisah Keledai Tua

Aturan Sederhana untuk Bahagia Suatu hari keledai milik seorang petanijatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara itu si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena bisa berbahaya untuk orang lain yang lewat di atas sumur tersebut. Selain itu, petani tersebut berpikir tidak ada gunanya untuk menolong si keledai. Lalu ia mengajak tetangga-tetang ganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekoptanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, iamenangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-gun cangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara para tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri. Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untukkeluar dari ‘sumur’ (kesedihan, masalah, dan problem lainnya) adalah dengan menguncangkan segala tanahdan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari ‘sumur’ dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari ‘sumur’ yang terdalam dengan terus berjuang. Jangan pernah menyerah! Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan: Bebaskan dirimu dari kebencian Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan Hiduplah sederhana Berilah lebih banyak Tersenyumlah Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum

Jumat, 27 April 2012

Inilah Empat Kitab Hadis Terbaik

Kesahihan sabda Rasulullah SAW yang terkandung dalam sebuah kitab hadis tentu akan menentukan kualitas kitab itu. Para ulama pun menetapkan kitab hadis berdasarkan kualitas sabda Rasulullah SAW ke dalam empat rangking atau peringkat: 

Peringkat pertama ditempati Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim. Ada pula ulama yang memasukan kitab Al-Muwatta karya Imam Malik dalam peringkat pertama.

Peringkat kedua ditempati oleh Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmizi, Musnad Ahmad Ibnu Hanbal, dan Sunan An-Nasai. Para ulama masih berbeda pendapat tentang Sunan Ibnu Majah yang masuk dalam Kutub as-Sittah untuk ditempatkan dalam peringkat kedua.

Peringkat Ketiga, dalah kitab yang banyak memuat hadis dhaif atau lemah, seperti Musnad Ibnu Abi Syaibah, Musnad Abi Dawud Sulaiman at-Tayalisi, Musnad Abdillah Ibnu Hamid, dan Mussanaf Abd ar-Razzaq.

Peringkat keempat adalah kitab-kitab hadis yang ditulis oleh ahli kisah, pendakwah, dan para sufi, seperti Musanaf Ibnu Mardawih dan Musanaf Abi Syaikh.

Rabu, 25 April 2012

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit


Rasulullah bersabda, Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhunya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya. HR. Muslim. 

Rasulullah bersabda, Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhunya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim). 

Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. 

Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!! Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. 

Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigimereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit. Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepadaorgan-organ tubuh yang besar. 

Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit. Dan juga, sudah terbukti secara ilmiahtidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit. Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimanakebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian. Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain: Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu,sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu. 

Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah: Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali. Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya,maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari\'atkannya wudhu di dalam Islam. ( Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah ) Muhammad Kamil Abd Al-Shomad Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejanganmenjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)\". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi). 

Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ... 

Sumber : www.alsofwah.or.id

Jumat, 06 April 2012

Lima Perkara Termasuk Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Setelah Meninggal

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana caranya berbakti kepada kedua orang tua ? Dan apakah boleh ibadah umrah(mengumrahkan) untuk salah seorangmereka walaupun pernah melaksanakannya ?
Jawaban
Berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada mereka dengan harta, wibawa (kedudukan) dan bantuan fisik. Ini hukumnya wajib. Sedangkan durhaka kepada kedua orang tua termasuk perbuatan yang berdosa besar, yaitu tidak memenuhi hak-hak mereka. Berbuat baik kepada mereka semasa hidup, sudah maklum, sebagaimana kami sebutkan tadi, yaitu dengna harta, wibawa (kedudukan) dan bantuan fisik. Adapun setelah meninggal, maka cara berbaktinya adalah dengan mendo’akan dan memohonkan ampunan bagi mereka, melaksanakan wasiat mereka, menghormati teman-teman mereka dan memelihara hubungan kekerabatan yang ada tidak akan punya hubungan kekerabatan dengan mereka tanpa keduanya. Itulah lima perkara yang merupakan bakti kepada kedua orangtua setelah mereka meninggal dunia.
Bersedekah atas nama keduanya hukumnya boleh. Tapi tidak harus, misalnya dengan mengatakan kepada sang anak, “Bersedekahlah”. Namun yang lebih tepat, “Jika engkau bersedekah, maka itu boleh”. Jika tidak bersedekah, maka mendo’akan mereka adalah lebih utama, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Jika seorang manusia meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali tiga, shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya” [Hadits Riwayat Muslim dalam Al-Washiyah (1631)]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa do’a itu bersetatus memperbaharui amal. Ini merupakan dalil bahwa mendo’akankedua orang tua setelah meninggal adalah lebih utama daripada ibadah umrah (mengumrahkan) mereka, membacakan Al-Qur’an untuk mereka dan shalat untuk mereka, karena tidak mungkin Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam menggantikan yang utama dengan yang tidak utama, bahkan tentunya beliau pasti menjelaskan yang lebih utama dan menerangkan bolehnya yang tidak utama. Dalam hadits tadi beliau menjelaskan yang lebih utama.
Adapun tentang bolehnya yang tidak utama, disebutkan dalam hadits Sa’d bin Ubaidillah, yaitu saat ia meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersedekah atas nama ibunya, lalu beliau mengizinkan[1]. Juga seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, ibuku meninggal tiba-tiba, dan aku lihat, seandainya ia sampai berbicara, tentu ia akan bersedekah. Bolehkah aku besedekah atas namanya ?” Beliau menjawab, “Boleh”[2]
Yang jelas, saya sarankan kepada anda untuk banyak-banyak mendo’akan mereka sebagai pengganti pelaksanaan umrah, sedekah dan sebagainya, karena hal itulah yang ditujukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kendati demikian, kami tidak mengingkari bolehnya bersedekah, umrah, shalat atau membaca Al-Qur’an atas nama mereka atau salah satunya. Adapun bila mereka memang belum pernah melaksanakan umrah atau haji, ada yang mengatakan bahwa melaksanakan kewajiban atas nama keduanya adalah lebih utama daripada mendo’akan. Wallahu a’lam
[Kitab Ad-Da’wah (5), Syaikh Ibnu Utsaimin 2/148-149]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-3, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Penerjemah Amir Hamzah, Penerbit Darul Haq]
_________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Washaya (2760)
[2]. Hadits Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Janaiz (1388), Muslim dalam Al-Washiyah (1004)

http://almanhaj.or.id/content/1810/slash/0

Kamis, 05 April 2012

Jangan Manjakan Anak dengan Uang

Sebut saja namanya Ani, dia adalah anak tunggal dari orang tua kaya raya. Dia mempunyai semuanya. Kolam renang, pakaian indah, boneka, hiasan kamar tidur dan masih banyak lagi. Sebuah hadiah terindah di acara ulang tahunnya, mungkin tidak semua anak dapat memilikinya. Jika ribuan anak menginginkan benda kesayangan, maka Ani adalah anak pertama yang memilikinya.
Di sisi lain, ada seorang anak yang memiliki orangtua yang biasa saja. Ayahnya seorang guru di sekolah menengah dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Mereka tinggal dalam sebuah rumah bersama-sama. Mereka tidak pernah mempunyai masalah apapun, walaupun mereka tidak memiliki berton-ton uang berlimpah.
Tidak penting apakah Anda punya uang atau tidak atau bagaimana Anda memutuskan berapa banyak untuk dibelanjakan pada anak-anak Anda? Ini tidak selalu tentang kemampuan, tetapi apa yang benar.
Seringkali orang tua berpikir, bahwa mereka dapat membeli cinta anak-anak mereka atau menaikkan harga diri anak dengan membelikan mereka berbagai macam barang. Pada kenyataannya, ibarat sebuah makanan, orangtua hanya memberikan makanan sampai anak kenyang, namun tidak mempertimbangkan gizi di dalamnya. Benar, harga diri tidak diperoleh melalui rasa kemampuan akan harta, dan kebanyakan adalah bentuk pelarian tanggung jawab.
Secara tidak sadar Anda telah mengajarkan pada anak-anak dengan cara yang salah. Secara tidak langsung Anda juga telah mengajarkan mereka untuk melawan dasar kejujuran, disiplin diri, dan empati.
Ketika anak Anda memiliki rasa akan nilai uang, maka Anda akan kehilangan kesempatan mengajarkan mereka arti kehidupan dewasa kelak. Mereka tidak akan tahu pentingnya berbagai macam hal, misalnya, memberi, mendapatkan, menyimpan, merencanakan, dan mengeluarkan.
Anak hanya akan menjadi seseorang yang tidak dapat melakukan berbagai hal. Merasa frustrasi dalam kesulitan, bahkan untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Bila ingin anak menjadi mandiri, independen, dan percaya akan kemampuan dirinya, maka Anda harus menyadari bahwa segala sesuatu tidak mudah di dapatkan. Biarkan anak mendapatkan apa yang mereka inginkan d dengan kemampuan mereka sendiri, bagaimana mereka menabung uang dan membeli barang kesukaanya.


Sumber :
http://www.fimadani.com/jangan-manjakan-anak-dengan-uang/

Keutamaan Sholat Subuh

.Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalatkala itu. Allah Ta’ala berfirman,
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)
Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan shalat shubuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun untuk melaksanakan shalat. Jika kita melihat jumlah jama’ah yang shalat shubuh di masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu shalat lainnya.
Keutamaan Shalat Shubuh
Apabila seseorang mengerjakan shalatshubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah
(1) Salah satu penyebab masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)
(2) Salah satu penghalang masuk neraka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634)
(3) Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
(4) Dihitung seperti shalat semalam penuh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
(5) Disaksikan para malaikat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632)
Ancaman bagi yang Meninggalkan Shalat Shubuh
Padahal banyak keutamaan yang bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh. Tidakkahkita takut dikatakan sebagai orang yang munafiq karena meninggalakan shalat shubuh? Dan kebanyakan orang meninggalkan shalat shubuh karena aktivitas tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
Cukuplah ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan ibadah yang satu ini.
Semoga Allah selalu memberi hidayah kepada kita semua, terkhusus bagi para laki-laki untuk dapat melaksanakan shalat berjama’ah di masjid.

Minggu, 01 April 2012

Kiai Muhammad Saleh Darat Semarang: Guru Para Ulama dan RA Kartini

Oleh Devi Anggraini Oktavika / Wartawan Republika

Ia mempelopori penulisan tafsir Alquran dan buku agama berbahasa Jawa.
Guru para ulama. Julukan itu tampaknya begitu layak disematkan kepada Kiai Muhammad Saleh Darat Semarang. Betapa tidak. Ulama besar di abad ke-19 M itu adalah seorang guru yang berhasil mencetak ulama dan tokoh-tokoh terkemuka di Tanah Air, seperti KH Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dan Raden Ajeng Kartini (pahlawan nasional Indonesia).
Kiai Muhammad Saleh mendirikan sebuah pesantren di sebuah daerah pesisir bernama Darat, Semarang. Ia kemudian akrab disapa “Kiai Saleh Darat Semarang” atau “Muhammad Saleh Darat as-Samarani.” Pesantren itu telah menjadi kawah candradimuka yang mampu mencetak para ulama terkemuka di Indonesia.
Saleh Darat dilahirkan pada 1820 M, di salah satu sudut kecil Kota Jepara, desa Kedung Cumpleng. Ayahnya bernama KH Umar, seorang ulama yang pernah bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro dalam perjuangan melawan penjajahBelanda.
Layaknya anak kiai pada umumnya, Saleh menghabiskan masa kecil dan remajanya dengan belajar Alquran, juga berbagai ilmu agama. Mula-mulaia belajar pada KH Syahid (ulama besar di Pati Jawa Tengah), lalu ayahnya membawanya untuk nyantripada beberapa kiai besar di Semarang, seperti KH Muhammad Saleh Asnawi Kudus, KH Ishaq Damaran, KH Abu Abdillah Muhammad Hadi Banguni, KH Ahmad Bafaqih Ba’lawi, dan KH Abdul Gani Bima.
Usai menimba ilmu di Semarang, Saleh diajak ayahnya ke Singapura, dan ke Makkah untuk berhaji beberapa tahun kemudian. Ayahnya wafat di Makkah, dan Saleh memutuskan untuk menetap dan belajar di sana.
Selama di Tanah Suci, ia berguru kepada sejumlah ulama terkemuka, seperti; Syekh Muhammad al-Murqi, Syekh Muhammad Sulaeman Hasbullah, Syekh Sayid Muhammad Zein Dahlan, Syekh Yusuf al-Misri, danSyekh Jamal Mufti Hanafi. Sedangkan teman belajarnya antara lain KH Muhammad Nawawi Banten (Syekh Nawawi al-Jawi) dan KH Cholil Bangkalan.
Setelah beberapa tahun belajar di kota suci pertama umat Islam itu, Saleh mendapat pengakuan dari gurunya. Berbekal otaknya yang encer, ia dipercaya untuk menjadi pengajar di Makkah. Di sanalah ia menjadi guru seorang calon ulama besar saat itu, Hasyim Asy’ari, salahsatu murid asal Indonesia.

Kiai Saleh Darat kembali ke tanah kelahirannya, Semarang. Ia lalu mengabdikan dirinya untuk mengajarkan ilmu agama yang dikuasainya dengan mendirikan pesantren di daerah yang namanya melekat pada nama Saleh kemudian. Di sana, ia banyak melakukan dakwah dan pengajian Alquran.
***
Pada satu hari, pengajian Kiai Saleh yang digelar di Pendopo Kesultanan Demak dihadiri seorang perempuan keturunan priyayi Jepara. Ialah Raden Ajeng Kartini, yang saat itu tengah berkunjung ke kediaman pamannya, Ario Hadiningrat, sang Bupati Demak.
Kala itu, Kiai Saleh mengupas makna surah al-Fatihah. Kartini yang tertarikpada cara Saleh menguraikan makna ayat-ayat tersebut meminta agar Alquran diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.
"Tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya," kata Kartini, seperti dikutip dalam sebuah catatan kaki buku Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral (2010).
Ide Kartini disambut gembira oleh Kiai Saleh Darat, meski ia tahu itu bisa membuatnya dipenjara. Maklum,pada masa itu pemerintah Hindia-Belanda melarang segala bentuk penerjemahan Alquran. Kitab tafsir Alquran berbahasa Jawa segera dikerjakannya.
Agar tidak dicurigai penjajah, Kiai Saleh menggunakan huruf Arab gundul atau tanpa harakat (pegon) yang disusun membentuk kata-kata dalam bahasa Jawa. Alquran terjemahan ke dalam bahasa Jawa itu diberi judul Faid Ar-Rahman.
Kitab tafsir dan terjemahan yang disusunnya itu menjadi kitab tafsir berbahasa Jawa pertama di Nusantara yang ditulis dalam aksara Arab. Setelah dicetak, Saleh menghadiahkan satu eksemplar kitabtersebut pada Kartini saat menikah dengan Bupati Rembang, Raden Mas Joyodiningrat.
***
Saat menerima Alquran terjemahan bahasa Jawa itu, dengan perasaan senang Kartini berucap, "Selama ini surah al-Fatihah gelap artinya bagi saya. Saya tidak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini, dia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kiai (Saleh Darat) telah menerangkan dalam bahasa Jawa yang saya pahami."
Terbantu memahami lebih banyak isi Alquran, Kartini terpikat pada satu ayat yang menjadi favoritnya, yakni"Orang-orang beriman dibimbing Allah dari kegelapan menuju cahaya"dalam ayat ke-257 surah al-Baqarah. Oleh sastrawan Sanusi Pane, judul buku kumpulan surat Kartini dalam bahasa Belanda Door Duisternis Tot Licht diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang, mengacu pada ayat favoritnya itu.
Sejak itu Saleh banyak menulis buku menggunakan tulisan Arab pegon, dan hampir semuanya berbahasa Jawa. Ia hanya sedikit menulis buku berbahasa Arab karena ingin tulisannya dapat dipahami dan dicerna dengan baik oleh masyarakat. Ia adalah ulama pertamadi Jawa Tengah yang mempelopori penulisan buku agama berbahasa Jawa sehingga buku-bukunya sangat digemari masyarakat awam.
Di antara penggemarnya adalah sejumlah pesantren di Jawa Tengah yang menjadikan karya Kiai Saleh sebagai buku ajar. Kiai Saleh memberi kontribusi yang luar biasa dalam menyediakan referensi pelajaran keislaman yang ‘dekat’dengan masyarakat.
Karya-karyanya yang terkenal antaralain: Kitab Majmu’ah asy-Syari’ah al-Kafiyah li al-‘Awwam (Buku Kumpulan Syariat yang Sesuai bagi Orang Awam), Kitab al-Hikam (Buku tentangHikmah), Minhaj al-Atqiya’ (Jalan Orang-orang Bertakwa), Kitab Manasik al-Hajj (Buku tentang Manasik Haji), Kitab Lata’if at-Taharah (Buku tentang Rahasia Bersuci), Kitab Pesalatan (Kitab tentang Shalat), dan Kitab Asrar as-Salah (Buku tentang Rahasia Shalat).
Hingga kini, buah karya Saleh Darat masih diterbitkan ulang di Semarang.Buku-buku itu khususnya digunakandi kalangan pesantren dan jamaah majelis taklim di berbagai pelosok Jawa Tengah. Melalui buku-bukunya itu, juga pesantren yang pernah dibinanya, pemikiran Kiai Saleh Darat tetap hidup di kalangan umat Islam di wilayah yang pernah menjadi ladang dakwahnya.
Ia dikenal sebagai sosok ulama yang sederhana dan bersahaja. Meski begitu, ia mampu melahirkan sejumlah ulama besar Indonesia. Selain KH Hasyim Asy’ari KH dan Ahmad Dahlan, sederet nama yang pernah menjadi murid Saleh Darat adalah KH Mahfudz (pendiri Pondok Pesantren Termas, Pacitan), KH Idris (pendiri Pondok Pesantren Jamsaren,Solo), KH Sya’ban (ulama ahli falak di Semarang), KH Muhammad Dasuki (penghulu Tafsir Anom ke-22 KeratonSurakarta Hadiningrat), dan KH Dalhar (pendiri Pesantren Watucongol, Muntilan, Magelang).
Kiai Saleh Darat tutup usia pada 18 Desember 1903. Ia wafat dalam usia 83 tahun. Dalam sebuah sambutan pada pelepasan jenazahnya di serambi Masjid Agung Surakarta, seorang kiai berkata, “Simbah Kiai mirip yang disabdakan Rasulullah SAW saat ditanya salah seorang sahabat tentang manusia terbaik, (Rasulullah menjawab) ‘Mereka yang panjang umurnya dan baik amalnya’ (HR Tirmidzi).”
Kiai Saleh Darat adalah ulama panutan. Teladan bagi para ulama di zaman modern ini. Jasa dan pengabdiannya bagi agama dan bangsa sungguh begitu besar.

SOAL PAT IPS KELAS 9

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 201 9 -20 20   Mata    Pelajaran                  : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Seme...