Minggu, 11 Desember 2011

KUE SATU KHAS BETAWI

 
·         
Bismillah..


Pernah denger nama "Kue Satu" ?? Kue tradisional betawi dengan nama yang unik. Banyak yang bertanya kenapa namanya harus kue satu?? kenapa ngga kue dua, kue tiga, dan seterusnya?? hehe.. sebenarnya "satu" pada nama kue ini bukan mengidentifikasikan pada bilangan, bukan juga karna kue ini dibuat cuma satu, tapi karna kue ini harus dicetak satu per satu alias harus telaten, begitulah kata ibuku.




Yup, sebagai keluarga besar yang tulen betawi,
 murni tanpa belasteran adat mana-mana (bahkan aku dan kakak2 ku  pun jodohnya berasal dari keluarga besar betawi juga, heuheu). Keluarga ku masih terbilang sangat menghargai warisan turun temurun nenek moyang (tsah, bahasanya) khususnya ibu ku. Saat para ibu lain (meski sama-sama ras betawi) sibuk hunting kue-kue modern untuk sajian dan hantaran lebaran, ibu ku justru masih konsisten dengan kue-kue tradisional yang murni dibuat dari tangannya sendiri. Mulai dari opak, rengginang, wajik, kue bakar dan terutama kue satu. Bahkan, kue-kue itu tidak hanya dibuat saat lebaran aja, saat ada acara-acara penting pun, ibuku selalu menyempatkan untuk buat juga, seperti ketika acara pernikahanku kemarin. Ketika ku bertanya pada beliau -ibu ku- kenapa masih repot bikin kue-kue itu disaat acara sudah semakin menjelang hari H, ibu ku berkata "dari kue kita bisa memberitahukan pada orang-orang bahwa kita dari keluarga betawi yang bangga pada adatnya, meskipun tanpa harus repot menjelaskan ke orang-orang betapa bangganya kita pada betawi" aku sih cuma mangut-manggut aja..



Kembali ke kue jadul bernama kue satu. Sebelum
 aku posting tulisan ini, aku sempet googling resep dan cara pembuatan kue satu. Aku sempet nyengir ketika baca resep dan cara pembuatan kue satu dari beberapa sumber. Ada yang menyertakan bahan lain selain kacang hijau dan gula dalam ingredients nya. Bahkan ada yang harus pake oven agar kue ini siap disantap. Tentu tak salah, karna masing-masing punya caranya yang berbeda. Tapi dalam hal ini aku cuma ingin mencoba membandingkan dengan apa yang selama ini aku praktikan sendiri sesuai resep yang diajarkan ibu ku. Secara selama SMP dan SMA tiap liburan sekolah tiba menjelang libur lebaran, aku -juga kakakku- selalu bantu ibu membuat kue ini. Jadi sampai hafal bahan dan proses pembuatannya..  Cekidot yaa...




Kue satu yang sering ibuku buat ada 2 : kue satu kacang hijau dan kue satu ketan. Tetapi, yang sering diminati orang yaitu kue satu kacang hijau karna teksturnya yang lembut dan mudah dilumat, sedangkan kue satu dari bahan ketan itu keras, jadi buat para lansia yang sudah jarang giginya, dijamin ga kuat gigit. hehe


Ingredients nya :
- Kacang Hijau
- Gula
Perbandingannya 1 : 1. Kalau kacang hijau nya 1 kilogram, berarti gulanya juga harus 1 kilogram. Kalau takaran dari salah satu kedua bahan tersebut dikurangi, maka pada saat dicetak, kue tersebut tidak akan bagus hasilnya. Perbedaannya seperti nasi pulen dengan nasi pera' (semoga ngerti ya pera' itu bagaimana, hehe).


Cara Pembuatannya :
1. Kacang hijau di sangrai dan harus terus diaduk supaya ngga gosong.

2. Setelah di sangrai, kacang hijau di tumbuk menggunakan lumpang batu sampai kulit bagian hijaunya terkelupas, setelah itu di tampih menggunakan tampah untuk memisahkan kacang hijau dengan kulitnya.



3. Kacang hijau yang setelah proses ini sudah tak hijau lagi, selanjutnya dikukus. Setelah dikukus kira-kira 15menit, dihamparkan pada tampah untuk menghilangkan uapnya hingga suhu kacang menjadi agak lembab.

4. Setelah itu, kacang hijau dan gula dibawa ke pasar tradisional untuk dilakukan penggilingan menggunakan alat yang juga masih tradisional. Alatnya seperti alat pemarut kelapa di pasar-pasar gitu. Penggilingan bahan dilakukan terpisah, kacang hijau dan gula tidak digiling bersamaan.

5. Sesampainya dirumah, kacang hijau bubuk diayak menggunakan saringan santan kelapa. Untuk memastikan bahwa tidak ada gumpalan-gumpalan. Begitu pula dengan gulanya, diayak diatas adonan kacang hijau bubuk tersebut, selanjutnya diaduk menjadi satu. Aku suka sekali proses ketika mengayakan gula bubuk, karena tanpa harus merasakannya (karna lagi puasa) tapi manisnya terasa sampe ke mulut, hehe.. Ketika kedua bahan tercampur, sebenarnya sudah bisa disantap, makanya dulu ketika lagi ga puasa, aku suka siapin sendok, bentar2 nyicip adonannya, jiaaahhh.. perut kenyang, hati pun senang...
 http://images.multiply.com/common/smiles/shade.pnghttp://images.multiply.com/common/smiles/wink.png

6. Adonan dicetak menggunakan cetakan yang -lagi2- masih tradisional. Yaitu cetakan kayu berpahat. Adonan dimasukkan ke tiap lubang cetakan lalu ditekan dengan ibu jari sampai padat. Di sisir menggunakan pisau, dan untuk mengeluarkan adonan dari cetakkan, tinggal di getok menggunakan gagang pisau aja, dan taraaaaaaaaa jadilah kue berbentuk sesuai cetakan, pada umumnya bentuk bunga-bunga gitu...




7. Proses terakhir adalah, penjemuran. Yup, mungkin ini bedanya home made dengan industri pabrikan. Kue satu buatan betawi asli sebelum dilakukan packing ke toples, harus di jemur dibawah terik matahari langsung dan secara alami akan mengeras dengan sendirinya. Kalau cuaca sedang panas, kue ini cukup dijemur selama 2hari, tapi kalau cuaca sedang tidak bersahabat, bisa 3-4hari. Oiya, selama dijemur kue ini harus terus diawasi, jangan sampai kena air karna bisa meninggalkan bekas bintik-bintik pada kuenya. Itulah kenapa dulu ketika aku masih SMP jarang banget tidur siang pas ramadhan, karna ditugasin
 mandorin kue (ibu ku sibuk masak buat buka puasa), namanya anak-anak, pasti males dan ngantuk banget, tapi supaya ga BT, maka dibuatkanlah ayunan dibalkon lantai 2 rumahku kala itu, dan ku ajak aja temen2 main. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil ngejalanin tugas, main nya jalan terus.. hihi.. Tapi tetep aja, ujung-ujungnya ngantuk pas tarawih... Zzzz

8. Terakhir packing ke toples deh.. 1 kilogram kacang hijau, bisa jadi 5 toples kue nastar. Lumayan kaann...


Tradisi pembuatan kue ini, tetap dilakoni ibu ku hingga sekarang. Banyak juga yang pesan ke ibu ku untuk dibuatkan bahkan jauh semenjak awal ramadhan, karna memang pembuatan kue ini sangat berpengaruh pada kondisi cuaca (dan memang harus ngantri kalau mesen, hehe). Terlebih tak banyak orang -baik non maupun betawi sekalipun- yang tidak mau atau tidak bisa membuat kue ini. Padahal kebanyakan sanak saudara mulai dari anak-anak dan khususnya lansia lebih senang dikasih kue2 tradisional semacam ini dibanding kue2 modern. Masalah keawetan kue, karna dilakukan dengan murni tradisional, kue ini bisa bertahan hingga berbulan-bulan bahkan hingga 1tahun, kata ibuku.


Salah satu pengemar kue satu ini adalah seorang mba dikantorku. Beliau seneng banget pas tau kalau ibu ku bisa buat kue satu saat menghadiri pernikahanku. Karna -menurut pengakuannya- kue satu ini kue favoritnya saat kecil. Beliau seneng banget akhirnya menemukan pembuat kue satu yang asli betawi, bukan kue pabrikan yang selama ini dia beli di toko-toko, katanya rasanya beda. Itu lah kenapa minggu lalu dia pesen 2kilogram kue satu untuk oleh-oleh ke kampungnya lebaran tahun ini.. Ada yang minat mencicipi kue satu buatan ibu ku?? cuma 100ribu untuk 1kilogram dengan hasil 5 toples kue nastar.. lho, koq jadi promosi? hehe, maksud ku, kalau kamu penasaran, silahkan bersilaturahim ke kediaman mini ku.. ada beberapa kue home mode asli buatan keluarga betawi ^_^




6 komentar:

  1. Wahhhh, postingan yang keren.
    Saya gak sengaja nyasar di sini gegara googling mengenai cetakan kue antik.
    Senengnya, yang bikin kue satu orang Betawi asli. Aku punya cetakannya, tapi belum pernah digunakan kecuali sekali barusan ini. Bukan untuk bikin kue satu tapi bikin kue ku.

    Saya seneng banget sama kue ku. Insya Allah kalau mudik mau pesen ya.

    BalasHapus
  2. Bisa minta contactnya ngga? Ibuku lagi cari pembuat kue satu yg masih asli dengan cara dijemur, karena skrg resepnya kebanyakan menggunakan oven hehe lg ngidam nih ibu ibu. Makasih..

    BalasHapus
  3. Mau coba ada kontak yg bisa di hubungi? :)

    BalasHapus
  4. ada kontaknya? sy juga pgen pesan nih..

    BalasHapus
  5. 2019 100rb dpt brp toples sekarang?

    BalasHapus
  6. wah senang membacanya, masih ada yang eksis, semoga anak cucunya diajarkan dan terus melestarikan. saya org betawi asli tetapi tidak bisa membuat kue2 tradisonal Betawi,, dulu masih kecil sering melihat enyak (nenek) membuatnya. sekarang generasinya tidak bs membuatnya

    BalasHapus

SOAL PAT IPS KELAS 9

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 201 9 -20 20   Mata    Pelajaran                  : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Seme...