Jumat, 30 September 2011

10 Mata uang tertua di Indonesia




1. Uang Syailendra (850 M)
Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Koin-koin tersebut dicetak dalam dua jenis bahan emas dan perak, mempunyai berat yang sama, dan mempunyai beberapa nominal :

* Masa (Ma), berat 2.40 gram; sama dengan 2 Atak atau 4 Kupang
* Atak, berat 1.20 gram; sama dengan ½ Masa, atau 2 Kupang
* Kupang (Ku), berat 0.60 gram; sama dengan ¼ Masa atau ½ Atak

Sebenarnya masih ada satuan yang lebih kecil lagi, yaitu ½ Kupang (0.30 gram) dan 1 Saga (0,119 gram).
Koin emas zaman Syailendra berbentuk kecil seperti kotak, dimana koin dengan satuan terbesar (Masa) berukuran 6 x 6/7 mm saja. Pada bagian depannya terdapat huruf Devanagari “Ta”. Di belakangnya terdapat incuse (lekukan ke dalam) yang dibagi dalam dua bagian, masing-masing terdapat semacam bulatan. Dalam bahasa numismatik, pola ini dinamakan “Sesame Seed”.
Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “Ma” (singkatan dari Masa), dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.

2. Uang Krishnala, Kerajaan Jenggala (1042-1130 M)
Pada zaman Daha dan Jenggala, uang-uang emas dan perak tetap dicetak dengan berat standar, walaupun mengalami proses perubahan bentuk dan desainnya. Koin emas yang semula berbentuk kotak berubah desain menjadi bundar, sedangkan koin peraknya mempunyai desain berbentuk cembung, dengan diameter antara 13-14 mm.
Pada waktu itu uang kepeng Cina datang begitu besar, sehingga saking banyaknya jumlah yang beredar, akhirnya dipakai secara “resmi” sebagai alat pembayaran, menggantikan secara total fungsi dari mata uang lokal emas dan perak.
3. Uang "Ma", (Abad ke-12)
Mata uang Jawa dari emas dan perak yang ditemukan kembali, termasuk di situs kota Majapahit, kebanyakan berupa uang “Ma”, (singkatan dari māsa) dalam huruf Nagari atau Siddham, kadang kala dalam huruf Jawa Kuno. Di samping itu beredar juga mata uang emas dan perak dengan satuan tahil, yang ditemukan kembali berupa uang emas dengan tulisan ta dalam huruf Nagari. Kedua jenis mata uang tersebut memiliki berat yang sama, yaitu antara 2,4 – 2,5 gram.
Selain itu masih ada beberapa mata uang emas dan perak berbentuk segiempat, ½ atau ¼ lingkaran, trapesium, segitiga, bahkan tak beraturan sama sekali. Uang ini terkesan dibuat apa adanya, berupa potongan-potongan logam kasar; yang dipentingkan di sini adalah sekedar cap yang menunjukkan benda itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Tanda tera atau cap pada uang-uang tersebut berupa gambar sebuah jambangan dan tiga tangkai tumbuhan atau kuncup bunga (teratai?) dalam bidang lingkaran atau segiempat. Jika dikaitkan dengan kronik Cina dari zaman Dinasti Song (960 – 1279) yang memberitakan bahwa di Jawa orang menggunakan potongan-potongan emas dan perak sebagai mata uang, mungkin itulah yang dimaksud.


4. Uang Gobog Wayang, Kerajaan Majapahit (Abad k-13)
pada zaman Majapahit ini dikenal koin-koin yang disebut “Gobog Wayang”, dimana untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Thomas Raffles, dalam bukunya The History of Java. Bentuknya bulat dengan lubang tengah karena pengaruh dari koin cash dari Cina, ataupun koin-koin serupa yang berasal dari Cina atau Jepang. Koin gobog wayang adalah asli buatan lokal, namun tidak digunakan sebagai alat tukar. Sebenarnya koin-koin ini digunakan untuk persembahan di kuil-kuil seperti yang dilakukan di Cina ataupun di Jepang sehingga disebut sebagai koin-koin kuil. Setelah redup dan runtuhnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur (1528), Banten di Jawa bagian barat muncul sebagai kota dagang yang semakin ramai.

5. Uang Dirham, Kerajaan Samudra Pasai (1297 M)
Mata uang emas dari Kerajaan Samudra Pasai untuk pertama kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas, dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau 3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm, sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar “Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.

6. Uang Kampua, Kerajaan Buton (Abad ke-14)
Uang yang sangat unik,yang dinamakan Kampua dengan bahan kain tenun ini merupakan satu-satunya yang pernah beredar di Indonesia. Menurut cerita rakyat Buton, Kampua pertamakali diperkenalkan oleh Bulawambona,yaitu Ratu kerajaan Buton yang kedua,yang memerintaha sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal,lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan Buton. Pada pasar tersebut orang yang berjualan engambil tempat dengan mengelilingi makam Ratu Bulawambona. Setelah selesai berjualan,para pedagang memberikan suatu upetiyang ditaruh diatas makam tersebut,yang nantinya akan masuk ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton,bahkan sampai dengan tahun 1940.

7. Uang Kasha Banten, Kesultanan Banten (Abad ke-15)
Mata-uang dari Kesultanan banten pertama kali dibuat sekitar 1550-1596 Masehi. Bentuk koin Banten mengambil pola dari koin cash Cina yaitu dengan lubang di tengah, dengan ciri khasnya 6 segi pada lubang tengahnya (heksagonal). Inskripsi pada bagian muka pada mulanya dalam bahasa Jawa: “Pangeran Ratu”. Namun setelah mengakarnya agama Islam di Banten, inskripsi diganti dalam bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang ditemukan pada akhir-akhir ini.

8. Uang Jinggara, Kerajaan Gowa (Abad ke-16)
Di daerah Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, berdiri kerajaan Gowa dan Buton. Kerajaan Gowa pernah mengedarkan mata uang dan emas yang disebut jingara, salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin, raja Gowa yang memerintah dalam tahun 1653-1669. Di samping itu beredar juga uang dan bahan campuran timah dan tembaga, disebut kupa.

9. Uang Picis, Kesultanan Cirebon (1710 M)
Sultan yang memerintah kerajaan Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada seorang Cina. Uang timah yang amat tipis dan mudah pecah ini berlubang segi empat atau bundar di tengahnya, disebut picis, dibuat sekitar abad ke-17. Sekeliling lubang ada tulisan Cina atau tulisan berhuruf Latin berbunyi CHERIBON.

10. Uang Real Batu, Kesultanan Sumenep (1730 M)
Kerajaan Sumenep di Madura mengedarkan mata uang yang berasal dari uang-uang asing yang kemudian diberi cap bertulisan Arab berbunyi ‘sumanap’ sebagai tanda pengesahan. Uang kerajaan Sumenep yang berasal dari uang Spanyol disebut juga real batu karena bentuknya yang tidak beraturan. Dulunya uang perak ini banyak beredar di Mexico yang kemudian beredar juga di Filipina (jajahan Spanyol). Di negeri asalnya uang mi bernilai 8 Reales. Selain uang real Mexico, kerajaan Sumenep juga memanfaatkan uang gulden Belanda dan uang thaler Austria.

Sumber : http://infoajae.blogspot.com/2010/09/10-mata-uang-tertua-di-indonesia.html

Senin, 26 September 2011

Awas Keseringan "Mengeretek" Leher Bisa Memicu Stroke

Awas! Keseringan 'Mengeretek' Leher Bisa Memicu Stroke
AN Uyung Pramudiarja

Menghentakkan leher hingga berbunyi 'keretek' memang ampuh mengatasi rasa kaku dan pegal-pegal, terutama saat bangun tidur atau duduk terlalu lama di depan komputer. Namun jika berlebihan, cara ini justru akan meningkatkan risiko stroke.

Bunyi 'keretek' mirip tulang patah sebenarnya terjadi akibat adanya pelepasan gas di dalam membran synovial yang menyelubungi persendian. Gas tersebut keluar dari membran akibat adanya tekanan yang kuat saat leher atau pinggang diputar dengan gerakan menghentak.

Lepasnya gas-gas tersebut tidak berbahaya, bahkan bisa membantu meredakan rasa kaku dan pegal-pegal di persendian. Rasa pegal bisa berkurang untuk sesaat, meski biasanya akan kembali lagi ketika membran synovial mulai terisi kembali oleh udara.

Karena efeknya hanya bertahan sesaat, maka sebenarnya 'mengeretek' persendian tidak pernah dianjurkan oleh para ahli. Jika tidak ingin merasakan pegal-pegal, pilihan paling tepat adalah dengan lebih sering bergerak atau melakukan aktivitas fisik.

Kalaupun terpaksa harus melakukannya karena mungkin sudah ketagihan, maka gerakan yang dilakukan tidak boleh terlalu kuat dan menghentak. Lakukan gerakan sewajarnya, jangan dipaksakan terlalu memutar atau menekuk sehingga memberi beban ekstra karena bisa memicu arthritis atau radang sendi.

Beberapa risiko yang mungkin terjadi jika sendi 'dikeretek' terlalu kuat atau terlalu sering antara lain sebagai berikut:



Tendon atau tempat melekatnya otot pada tulang jadi longgar karena terlalu sering ditarik
Sendi kehilangan elastisitas atau kelenturan gerak
Otot terasa nyeri akibat hentakan yang terlalu kuat
Saraf bisa mengalami kerusakan sehingga otot mudah kesemutan.
Selain itu, perhatian khusus juga perlu diberikan bagi yang senang 'mengeretek' persendian khususnya di leher. Pakar kebugaran dari New York, Henry S Lodge, MD mengatakan kebiasaan 'mengeretek' leher lebih berbahaya daripada bagian lain karena bisa meningkatkan risiko stroke.

"Pada beberapa perempuan, mengeretek leher dilaporkan bisa meningkatkan risiko stroke. Diduga karena hal ini memicu kerusakan arteri atau pembuluh nadi," ungkap Lodge seperti dikutip dari MSN Health , Senin (7/3/2011).

Sabtu, 24 September 2011

Siapkan Dana Pendidikan Anak Kendati Dia Masih Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anak adalah investasi, sehingga segala persiapan pendidikannya juga harus diatur dengan baik sedari kelahirannya. Hal ini disampaikan Mike Rini Sutikno, konsultan perencana keuangan menyarankan kepada peserta talkhow "Healthy & Happy Family", Sabtu (24/9) di Chatter Box, Cilandak Town Square.
Agar orang tua tidak bingung dengan dana pendidikan anak, sedaribayi, orang tua harus menentukan jenjang pendidikan anak yang akan dilalui. Dengan begitu, anggaran pendidikannya sudah bisa diprediksi, untuk kemudian mulai menabung biaya pendidikan.
Salah satu caranya, dengan memilih asuransi pendidikan. Namun, ia mengingatkan soal pilihannya."Jangan asal mengambil asuransi pendidikan," katanya.
Menurutnya, biaya pendidikan dari tahun ke tahun meningkat jumlahnya. "Jangan hanya menyiapkan dana saja, antisipasi juga kenaikan biaya pendidikan di masa yang akan datang," katanya. Iamengasumsikan kenaikan biaya pendidikan sekitar 15 persen setiap tahun.
"Dengan mengasumsikan kenaikan biaya pendidikan, kita tahu jumlah uang yang harus disiapkan untuk masa depan anak," katanya.

Jumat, 16 September 2011

Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam


Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185) 
Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
  1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
  2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
  3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yangketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrolatau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan(sebagai metode yang paling efektif).
Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) PendidikanKejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
Catatan: 
  • Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
  •  Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

http://www.eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/lima-poin-pendidikan-anak-dalam-islam.htm
Sumber : 

Kamis, 15 September 2011

Anak Laki-laki Belajar Bersikap dari Ayahnya

Bagaimana seorang laki-laki memperlakukan perempuan, hingga cara ia mengontrol emosinya, ayah memiliki peran di balik hal-hal tersebut. Anak laki-laki belajar bersikap dari ayahnya. Dengan demikian, pengasuhan ayah penting bagi pertumbuhan anak laki-laki, termasuk dalam pembentukan kepribadiannya.

"Seorang ibu bisa membantu anak laki-lakinya tumbuh menjadi pria dewasa sejati. Namun, ayah memiliki pengaruh besar karena bisa mencontohkan anak laki-laki bagaimana menjadi pria," ungkap Roland Warren, Presiden National Fatherhood Initiative, grup advokasi nirlaba Amerika.

* Mendampingi anak
Tugas pendampingan anak terkesan mudah dan sederhana. Namun, jangan pernah menyepelekannya. Ayah yang selalu menyempatkan waktu untuk anak laki-lakinya akan memberikan pengalaman yang berarti bagi anak. Anak laki-laki mendapatkan kesan mendalam dan pengalaman berharga ketika ayahnya banyak menghabiskan waktu dengannya. Anak laki-laki menangkap pesan di balik sikap ini bahwa ayahnya mencintainya, menyukai kegiatannya, dan selalu ada di sampingnya.

"Sikap seperti ini membuat anak merasa aman dan nyaman, dan menjadi pembelajaran dalam diri anak mengenai karakter ayah yang baik," kata Warren.

* Memperlakukan perempuan dengan baik
Anak laki-laki belajar cara memperlakukan perempuan. Salah satunya dengan memerhatikan perilaku ayahnya. Ayah perlu menjadi contoh baik bagi anak laki-lakinya, dengan memperlakukan perempuan, terutama istri, dengan baik.

"Ketika ayah berinteraksi dengan perempuan, khususnya dengan istrinya, ia harus mengakui kesalahan yang dibuatnya. Jika memang perlu minta maaf, maka lakukan. Berbicara dan bersikaplah dengan penuh penghargaan terhadap perempuan, terutama saat sedang bersilang pendapat," ungkap Warren.

* Berikan sentuhan fisik
Studi menunjukkan bahwa permainan adu fisik yang dilakukan ayah dengan anak laki-lakinya berdampak positif. Anak laki-laki belajar cara mengontrol reaksi fisik dan mengatur emosi. Namun, ayah juga perlu memberikan sentuhan fisik seperti pelukan dan ciuman kepada anak laki-lakinya, sebagai bentuk penegasan atas rasa kasih sayang.



Sumber : http://female.kompas.com/read/2011/06/14/13012772/Anak.Laki-laki.Belajar.Bersikap.dari.Ayahnya

Ayah Cekatan Bikin Anak Berperilaku Baik

Apakah suami termasuk ayah cekatan, yang selalu sigap membantu Anda mengasuh anak-anak? Berbahagialah, karena Anda berdua akan membantu anak-anak menjadi lebih cerdas dan berperilaku baik.


Dalam studinya yang dilakukan dalam jangka panjang, Concordia University di Canada mengamati perilaku 138 anak usia 3-5 tahun berikut orangtuanya masing-masing. Anak-anak ini lalu diamati lagi setelah usianya menjadi 9-13 tahun. Anak-anak diminta mengerjakan ujian kecerdasan, sementara ibu mereka menjawab kuesioner mengenai lingkungan rumah dan konflik yang terjadi bersama pasangannya.

Studi yang dimuat di Canadian Journal of Behavioural Science ini mendapati bahwa ketidakhadiran ayah akan sangat memengaruhi anak-anak perempuan, sehingga mereka mengalami masalah emosional dengan tingkat yang lebih tinggi selama pertengahan masa kanak-kanak.

"Para ayah ternyata memberikan kontribusi yang penting dalam perkembangan perilaku dan kecerdasan anak," ujar Erin Pougnet, kandidat PhD di Concordia University Department of Psychology.

Menurutnya, para ayah yang tergolong aktif berperan dalam awal dan pertengahan masa kecil anak-anak mereka, cenderung akan membesarkan anak dengan masalah perilaku yang lebih rendah. Selain itu, setelah dewasa anak-anak ini memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lain yang tidak sering bertemu ayahnya. Hal ini juga berlaku di antara keluarga yang status sosial dan ekonominya kurang baik.
Namun menurut Profesor Lisa A. Serbin, salah satu tim peneliti, para single mom yang membesarkan anak-anaknya sendirian tanpa kehadiran suami tidak perlu khawatir.
"Ibu dan pengasuh lain juga penting (dalam kehidupan anak). Para ayah memang memiliki pengaruh utama, namun jelas ada banyak cara alternatif untuk membesarkan anak yang sehat. Ada beberapa anak yang tak pernah bertemu ayahnya lagi, atau yang ayahnya tinggal berjauhan, ternyata cukup baik secara intelektual dan emosional," katanya.

http://female.kompas.com/read/2011/09/08/14360584/Ayah.Cekatan.Bikin.Anak.Berperilaku.Baik
Sumber : 

SOAL PAT IPS KELAS 9

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 201 9 -20 20   Mata    Pelajaran                  : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Seme...