Minggu, 23 Januari 2011

Gorengan Dijadikan Alternatif Sumber Vitamin A

Senin, 24/01/2011 13:52 WIB 



AN Uyung Pramudiarja - detikHealth



Jakarta, Umumnya orang mengenal gorengan sebagai makanan yang tidak sehat, namun kenyataannya 9 dari 10 keluarga di Indonesia suka mengonsumsinya. Karena bisa menjangkau semua kalangan, minyak goreng bisa dimanfaatkan untuk memberi tambahan vitamin A. 

Ide untuk menambahkan vitamin A ke dalam minyak goreng muncul sebagai tindak lanjut atas kesepakatan global untuk memerangi kekurangan nutrisi. Organisasi kesehatan dunia WHO mencatat, saat ini rata-rata 300 orang/hari tewas akibat kekurangan vitamin A. 

Idealnya, kebutuhan vitamin A dipenuhi dengan keanekaragaman menu makan termasuk memperbanyak telur, daging dan sayuran berwarna jingga atau merah. Namun di Indonesia yang masih memiliki 35 juta warga miskin, menu makan yang sehat dan beragam tentunya sulit untuk dipenuhi. 

Alternatif yang kini sedang diupayakan adalah menambahkan vitamin A ke dalam minyak goreng. Pertimbangannya adalah karena minyak goreng bisa menjangkau semua kalangan, sebab 9 dari 10 keluarga di Indonesia mengkonsumsi gorengan, 7 di antaranya keluarga miskin. 

"Fortifikasi tidak lantas menjadikan gorengan sebagai menu yang sehat. Tujuan utamanya adalah mengatasi kekurangan vitamin A dan kita hanya memanfaatkan data yang menunjukkan bahwa balita sekalipun sejak tumbuh gigi sudah ada yang makan gorengan," ungkap Dr Ir Drajat Martianto, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor saat ditemui dalam dialog Fortifikasi Minyak Goreng di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan, Senin (24/1/2011). 

Menurut Drajat, dampak dari kekurangan vitamin A adalah berkurangnya daya tahan tubuh. Akibatnya pada anak balita, tubuh menjadi mudah terkena penyakit sementara pada ibu melahirkan menjadi rentan terkena infeksi yang bisa menyebabkan kematian. 

Dampak langsung terhadap kerusakan mata atau Xeropthalmia untuk saat ini sudah jarang ditemui, namun kecukupan vitamin A secara umum belum bisa dikatakan cukup. Menurut Drajat, hasil pemeriksaan sampel darah menunjukkan hampir 50 persen balita kekurangan vitamin A. 

"Memang tidak separah dulu. Antara tahun 1960 sampai 1970-an, balita yang kruang vitamin A bisa dikenali dari gejala bercak pada mata sehingga tampak kusam bahkan ada yang sampai buta. Sekarang jarang yang sampai ke dampak klinis seperti itu, tapi kalau dicek darahnya memang kekurangan vitamin A," tambah Drajat. 

Minyak goreng paling memungkinkan 

Selain banyak yang menggunakan, ada beberapa pertimbangan lain mengapa Indonesia memanfaatkan minyak goreng dalam fortifikasi vitamin A. Negara lain memanfaatkan bahan lain seperti gula dan tepung terigu dalam program serupa. 

Secara umum, vitamin A hanya bisa difortifikasi atau dititipkan pada beberapa bahan makanan. Di antaranya minyak goreng, tepung terigu, gula dan penyedap rasa. Pada penyedap rasa, Indonesia penah melakukan fortifikasi vitamin A namun tidak sukses karena kendala teknis. 

Tepung terigu juga pernah dilirik, namun saat pencanangan program fortifikasi tepung terigu, program suplementasi vitamin A sedang berjalan. Akhirnya produksi tepung terigu hanya diwajibkan memfortifikasi zat besi, seng, folat, vitamin B1 dan vitamin B2. 

Hingga saat ini, fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng masih bersifat voluntary atau sukarela. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian saat ini tengah mempertimbangkan untuk mewajibkannya bagi seluruh produsen minyak goreng terutama minyak curah.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL PAT IPS KELAS 9

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 201 9 -20 20   Mata    Pelajaran                  : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Seme...